Minggu, 28 Desember 2008

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT

A. Hakekat Sosiologi
Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Beberapa tokoh sosiologi memberikan pengertian tentang sosiologi di antaranya :
a. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari susunan masyarakat dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. (melakukan karyaman akualifikasi

B. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan. Menurut Soerjono Soekanto, ilmu didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan muncul karena ada rasa ingin tahu manusia tentang hal-hal tertentu.
1. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkna pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif (memperkirakan) melainkan objektif
2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun observasi dari hasil-hasil observasi, yang merupakan unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori
3. Sosiologi bersifat komulatif, artinya teori-teori sosiologi telah ada sebelumnya, dalam arti memperbaiki, diperluas dan diperlurus teori-teori tersebut
4. Sosiologi bersifat non etis, artinya sosiologi menjelaskan fakta-fakta secara analitis dalam masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu pengetahun mempunyai sifat hakikat, antara lain :
1. Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau ilmu kerohanian)
2. Sosiologi bersifat kategoris (artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi)
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applical science)
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dari peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional-empiris
7. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus artinya sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan untuk mengungkapkan realitas sosial budaya di dalam amsayrakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode ilmiah diguakan observasi/ penalaran. Menurut Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi antara lain :
1. Studi cross-sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatna sebelum dan sesudahnya.
2. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan
3. Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian
Metode sosiologi yang digunakan menurut Soerjono Soekanto, yaitu :
1. Metode Kualitatif : cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian dan data tidak dapat diukur dengan angka, meliputi :
- Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa-peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip-prinsip umum
- Metode komperatif, yaitu membandingkan antara bermacam-macam masyarakat
- Metode studi kasus, yaitu meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu. Alat-alat yang diperlukan :
 Wawancara
 Daftar pernyataan
 Pengamatan partisipasi
2. Metode kuantitatif : mengutamakan keterangan dengan angka atau gejala-gejala yang diteliti yang dapat diukur dengan skala, indeks, tabel dan formula

C. Sejarah Perkembangan Sosiologi
1. Perkembangan Sosiologi di Eropa
Sosiologi awalnya menjadi bagian dari filsafat sosial. Ilmu ini membahas tentang masyarakat. Pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum, seperti perang, ketegangan atau konflik sosial dan kekuasaan dalam kelas-kelas penguasa.
Menurut Berger dan Berger, sosiologi berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang selama ini dianggap sudah seharusnya demikian nyata dan benar (therests to the taken for granted world). L. Lacyendeckerj mengidentifikasi ancaman tersebut meliputi :
1. Terjadinya revolusi, yakni revolusi industri inggris dan revolusi prancis
2. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15
3. Perubahan di bidang sosial dan politik
4. Perubahan yang terjadi akibat gerakan reformasi yang dicetuskan Martin Luther
5. Meningkatnya individualisme
6. Lahirnya ilmu pengetahuan alam
7. Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri
Lacyendecker, berpedanpat ancaman-ancaman tersebut menyebabkan perubahan-perubahan jangka panjang yang sangat menguncang masyarakat Eropa dan seakan membangunkannya setelah terlena beberapa abad. Auguste Comte, filsuf Perancis melihat perubahan tersebut tidak saja bersifat positif seperti berkembangnya demokratisasi dalam masyarakat, tetapi juga berdampak negatif. Salah satu dampak negatif tersebut adalah terjadinya konflik antara kelas dalam masyarakat.
Menuru Comte. Konflik-konflik tersebut terjadi karena hilangnya norma atau pegangan (normaless) bagi masyarakat dalam bertindak. Comte bekerja dari apa yang terjadi dalam masyarakat Perancis pada (abad 19), setelah pecahnya revolusi Perancis dilanda konflik antar kelas.
Sosiologi baru berkembang menjadi sebuah ilmu setelah Emile Durkleimmengembangkan metodologi sosiologi melalui bukunya Rules of Sociological Method. Meskipun demikian, atas jasanya terhadap lahirnya sosiologi, Auguste Comte tetap disebut sebagai Bapak Sosiologi. Meskipu Comte menciptakan sosiologi, Herbert Spencer-lah yang mempopulerkan istilah tersebut melalui buku Principles of Sociolog.
Spencer melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang tersusun atas bagian-bagiannya yang saling bergantung sebagaimana pada organisme hidup. Evolusi dan perkembangan sosial pada dasarnya akan berarti jika ada peningkatan.

2. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Sosiologi di Indonesia sebenarnya telah berkembang sejak zaman dahulu. Walaupun tidak mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, para pujangga dan tokoh bangsa Indonesia telah banyk memasukkan unsur-unsur sosiologi dalam ajaran-ajaran mereka.
Selanjutnya Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai peletak dasar pendidikan nasional Indonesia banyak mempraktikkan konsep-konsep penting sosiologi seperti kepemimpinan dan kekeluargaan dan proses pendidikan di Taman Siswa yang didirikannya. Hal yang sama data kita kita lihat oleh beberapa orang Belanda seperti Snouck Horgronje dan Van Volehaven sekitar abad 19 M. Mereka menggunakan unsur-unsur sosiologi sebagai kerangka berpikir untuk memahami masyarakat Indonesia.
Snouc Horgronje, menggunakan pendekatan sosiologis untuk memahami masyarakat Aceh yang hasilnya dipergunakan oleh Pemerintah Belanda untuk mengasai daerah tersebut. Dari uraian diatas terlihat bahwa sosiologi di Indonesia pada awalnya, yakni sebelum PD II, hanya dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Secara formal, Sekolah Tinggi Hukum (Rechtsshogeschool) di Jakarta pada waktu itu menjadi satu-satunya lembaga Perguruan Tinggi yang mengajarkan mata kuliah sosiologi di Indonesia walaupun hanya sebagai pelengkap mata kuliah ilmu hukum. Namun, seiring perjalanan waktu, mata kuliah tersebutkemudian ditiadakan dengan alasan bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak diperlukan dalam pelajaran hukum. Dalam pandangan mereka, yang perlu diketahui hanyalah perumusannya dan sistem-sistem untuk menafsirkanny. Sementara, penyebab terjadinya sebuah peraturan dan tujuan sebuah paraturan dianggap tidaklah penting.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Soenario Kolopaking adalah orang yang pertama kali memberikan kuliah sosiologi dalam bahasa Indonesia pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM). Akiabtnya, sosiologi mulai mendapat tempat dalam insan akademisidi Indonesia apalagi setelah semakin terbukanya kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menuntut ilmu di luar negeri sejak tahun 1950. banyak para pelajar Indonesia yang khusus memperdalam sosiologi di luar negeri, kemudian mengajarkan ilmu itu di Indonesia.
Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia pertama kali diterbitkan oleh Djody Gondokusumo dengan judul Sosiologi Indonesia yang memuat beberapa pengertian mendasar dari sosiologi. Situasi revolusi yang terjadi saat itu. Buku ini seakan mengobati kehausan mereka akan ilmu yang dapat membantu mereka dalam usaha perubahan-perubahan yang terjadi demikian cepat dalam masyarakat Indonesia saat itu. Setelah itu, muncul buku sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono yang merupakan sebuah diktat kuliah sosiologi yang ditulis oleh seorang mahasiswa.
Selanjutnya bermunculan buku-buku sosiologi baik yang ditulis oleh orang Indonesia maupan yang merupakan terjemahan dari bahasa asing. Sebagai contoh, buku Social Changes in Yogyakarta karya Selo Soemardjan yang terbit pada tahun 1962.
D. Kedudukan Sosiologi Diantara Ilmu lain
Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah, ekonomi, politik, antropologi dan psikologi sosial
1. Sosiologi dan Sejarah
Merupakan dua ilmu sosial yang sama-sama mengkaji kejadian dan hubungan yang dialami mansuia. Sejarah lebih difokuskan pada peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan juga ingin menemukan sebab-seba terjadinya suatu peristiwa. Sosiologi hanya mengamati peristiwa-peristiwa yang merupakan proses sosial yang muncul dari hubungan antarmanusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Artinya sejarah menyoroti perbedaan-perbedaan yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang sama, sedangkan sosiologi menyoroti persamaan-persamaan yang ada dari peristiwa yang berbeda.
2. Sosiologi dan Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang menyelidiki semua fenomena yang berhubungan dengan usaha, produksi, konsumsi, dan distribusi sumber daya. Sosiologi berusaha melihat permasalahan ini dengan melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat, misalnya petani.
3. Sosiologi dan Politik
Politik meneliti tentang pemerintah dan menjelaskan kompleksitas pemerintahan, antara lain mempelajari tentang upaya untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan usaha untuk memperoleh kekuasaan dan penggunaan kekuasan. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang bersifat umum untuk memperoleh kekuasaan digambarkan oleh sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan atau konflik.
4. Sosiologi dan Antropologi
Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat tradisional yang masih sederhana kebudayaannya, sedangkan sosiologi mengamati masyarakat-masyarakat modern yang strukturnya sudah kompleks.
5. Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial meneliti perilaku manusia sebagai individu antara lain meneliti tingkat kepandaian seseorang, kemampuannya, daya ingatannya, impian-impiannya dan perasaan kecewanya. Jadi psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu yang ditimbulkan dan dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial.

E. KEGUNAAN SOSIOLOGI
Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi tentu memiliki kegunaan dalam beberapa bidang antara lain :
1. Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa membahayakan kelangsungan kehidupan generasi mendatang.
Perencanaan sosial lebih bersifat perventif untuk mengatasi berbagai hambatan. Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial :
a. sosiologi memahami perkembangan kebudyaan masyarakat tradisional maupun modern
b. sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas
c. secara sosiologis suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat dari sudut kebudayaannya seperti perkembangan IPTEK
d. sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antargolongan, pengaruh inovasi (penemuan baru) terhadap masyarakat
e. perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat

2. Penelitian
Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibanding ilmu-ilmu lainnya sebab :
a. Memahami simbol kata-kata dan berbagai istilah yang digunakan masyarakat sebagai objek penelitian empiris
b. Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat
c. Kemampuan mempertimbangkan berbagai fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, lepas dari prasangka-prasangka subjektif
d. Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan kearah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu
e. Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas

3. Pembangunan
Proses pembangunan terutama ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat lebih secara material maupun secara spritual yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pembangunan harus bersifat rasionalitis
b. Adanya perencanaan dan proses pembangunan
c. Peningkatan produktifitas
d. Peningkatan standar kehidupan
e. Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
Tahap-tahap dalam pembangunan, yaitu :
a. Perencanaan
Perlu diadakan identifikasi terhadap berbagai macam kebutuhan masyarakat
b. Penerapan
Perlu diadakan penyorotan terhadap kekuatan dalam masyarakat
c. Evaluasi
Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi dan dapat diidentifikasi tentang adanya kekurangan, kemacetan, kemunduran dan kemerosotan


4. Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian unsur-unsur kebudayaan dan masyarakat yang membahayakan kehidupan masyarakat.
Masalah sosial bersumber dari faktor-faktor berikut :
a. Faktor ekonomis : kemiskinan, pengangguran, bencana alam
b. Faktor biologis : penyakit menular, wabah
c. Faktor psikologis : bunuh diri, sakit jiwa
d. Faktor Kebudayaan : perceraian, kenakalan remaja, konflik etnis
perubahan yang terjadi secara terus menerus pada masyarakat yang saling berkembang seperti Indonesia menimbulkan disorganisasi dalam masyarakat yang menyebabkan munculnya masalah sosial, seperti :
a. Desintegrasi keluarga
b. Kenakalan remaja
c. Kemiskinan
d. Kejahatan
e. Peperangan
f. Pelanggaran terhadap norma
g. Masalah kependudukan

F. Realitas Sosial Budaya
Kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat terbatas. Oleh karena itu secara sadar manusia menjalin hubungan dengan manusia lain. Terjalinnya hubungan antara satu individu dengan individu lain melahirkan berbagai bentuk kesatuan manusia, seperti keluarga, tetangga dan masyarakat. Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu.
Realitas sosial akan selalu ada dalam masyarakat seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat. Realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat, antara lain :
1. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menemapat wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan dalam waktu yang cukup lama. Masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a. Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi
b. Adanya kerjasama yang secara otomatis terjadibaik antara individu maupun antar kelompok
c. Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya tata kehidupan bersama
d. Berlangsung dalam waktu relatif lama dan memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu dengan individu-individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.

3. Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat. Peran adalah pola tindakan atau perilaku yang diharapkan dari seseorang dengan statusnya.
4. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat, yang dianggap penting dan menjadi pedoman masyarakat.
5. Norma
Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi maka norma dilengkapi dengan sanksi sebagai alat untuk menekan atau memaksa masyarakat untuk mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati :
Norma yang ada dalam masyarakat yaitu :
a. Norma agama
b. Norma adat atau kebiasaan
c. Norma kesusilaan atau kesopanan
d. Norma Hukum
6. Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Lima lembaga dasar yang terdapat dalam masyarakat, yaitu :
a. Lembaga keluarga
b. Lembaga keagamaan
c. Lembaga pemerintahan
d. Lembaga perekonomian
e. Lembaga pendidikan
7. Sosialisasi
Merupakan suatu proses dimana individu belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat melalui proses sosialisasi. Individu belajar untuk mengenal dan menghayati norma-norma dan nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai tuntutan masyarakat.
8. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku masyarkat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
Sumber dari perilaku menyimpang antara lain :
a. Tidak berfungsinya aparat penegak hukum
b. Situasi sosial budaya yang buruk seperti defenisi, bencana alam, resesi ekonomi
c. Proses perkawinan budaya yang tidak berhasil, misalnya melalui pendidikan dalam keluarga dan pendidikan di sekolah
d. Proses sosialisasi yang tidak sempurna dan tidak lengkap
9. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah usaha yang dilakukan agar masyarakat berprilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Dalam pelaksanaan pengendalian sosial diperlukan beberapa perangkat, seperti norma, nilai, lembaga atau institusi, personil penegak hukum.

10. Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat sehingga mewujudkan suatu perubahan. Dalam proses sosial terdapat komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu :
a. Struktur sosial
b. Interaksi sosial
c. Struktur alam dan lingkungan
11. Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya, sehingga muncul suatu corak budaya baru yang dianggap ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam masyarakat adalah :
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan kependudukan
c. Perubahan sosial dan budaya
d. Perubahan nilai dan sikap
12. Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa, dan karya manusia. Dalam arti luas kebudayaan adalah semua hasil ciptaan manusia baik yang berbentuk materi maupun non materi.
Menurut Koentjaraningrat, ada 7 unsur Kebudayaan Universal, yaitu :
a. Sistem komunikasi (bahasa)
b. Sistem kepercayaan
c. Sistem kesenian
d. Sisten organisasi sosial (sistem kemasyarakatan)
e. Sistem ilmu pengetahuan
f. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
g. Sistem mata pencarian (sistem mata pencarian atau sistem ekonomi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar