1. Prinsip Belajar
a. Prinsip Siswa Aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktivitas murid sangat diperlukan dalam belajar mengajar sehingga siswalah yang banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Aktivitas belajar sisw ayang dimaksud disini adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal.
1) Aktivitas visual seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi
2) Aktivitas lisan seperti bercerita membaca sajak, tanya jawab, diskusi menyanyi
3) Aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan
4) Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menarik, melukis
5) Aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat
b. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi dari siswa untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu, dan memelihara kesungguhan. Berkenan dengan motivasi ini ada prinsip yang seyogyanya kita perhatikan :
1) Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis, social dan emosional
2) Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha
3) Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi siswa
4) Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri atau kenyakinan diri
5) Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar
6) Motivasi bertambah bila para siswa memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi
7) Kajian dan penguatan guru, orang tua, dan teman sebaya berpengaruh terhadap motivasi danperilaku
8) Insentif dan hadiah material kadang-kadang bergunan dalam sitausi kelas
9) Komptensi dan insetif bisa efektif dalam memberi motivasi
10) Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar rmemuaskan
11) Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat siswa saat itu dapat mempertinggi motivasi
c. Prinsip Perbedaan Individu
Berkenaan dengan perbedaan inddivudal ada beberapa hal yang perlu diingat :
1. Siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda
2. Siswa perlu mengenal potensinya dan seyognya dibantu untuk merencakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri
3. Siswa membutuhkan variasi tugas, bahan, dan metode yang sesuai dengan minat dan latar belakangnya
4. Siswa cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalaman masa lampau yang bermakna untuknya
5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat diperkuat bila individu tidak terasa terancam lingkungannya
6. Siswa didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar giat dan sungguh-sungguh
d. Prinsip Kesiapan
Kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Seorang siswa yan gbelum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi, latar belakan gpengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Berdasarkan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1) Seseorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan keapdany aerat hubungannya dengna kemamuan, minat dna latar belakangnya
2) Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga
3) Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas, kemudian tugas itu seyogyanya ditunda sampai dapat dikembangkan kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa
4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dna taraf kesiapan
5) Bahan-bahan, kegiatna dan tugas seyognya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu
e. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Persepsi perilaku indivdu. Seorang guru akan memahami siswanya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu. Berkenan dengan ini ada beberapa hal yang penting harus kita perhatikan :
1) Setiap siswa melihat dunia berbeda satu dari lainnya karena setiap siswa memiliki lingkungan yang berbeda
2) Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalan, kesehatan, persaan dan kemampuannya
3) Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya
4) Siswa dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya sendiri
5) Persepsi dapat berlanjut dengan memberi siswa pandangan bagaimana hal ini dapat dilihat
6) Kecermatan persepsi harus dicek
f. Prinsip Tujuan
Tujuan ialah saaran khusus yang hendak dicapai oleh seseroang mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Tujuannya seyogyanya mewadahi kemampuan yang harus dicapai]
2) Dalam menetapkan tujuan seyognya mempertimbangkan kebutuhan indivdu dan masyarakat
3) Siswa akan dapat menerima tujuan yang dirasa akan dapat memenuhi kebutuhannya
4) Tujuan guru dan siswa seyogyanya sesuai
5) Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku
6) Tingkat keterlibatan siswa secara aktif mempengaruhi tujuan yan dicanangkannya dan yang ada ia capai
7) Perasaan siswa mengenai manfaat dan kemamuannya dapat mempengaruhi perilaku
8) Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yan gnamak untuk siswa
g. Prinsip Transfer dan Retensi
“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru”. Sesuatu yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam sitausi yang lain.
Berkenan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa hal yang harus kita ngat
1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi
2. Bahan yang bermakna bagi siswa dapat diserap dengan baik
3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dimana proses belajar itu terjadi
4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik
5. Penelaahan bahan-bahan yang factual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi dan nilai transfer
6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan memberikan hasil yang memuaskan
7. Sikap pribadi, perasaan, atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses pelupaan hal-hal tertentu
8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu
9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubungkan-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan ilustrasi unsur-unsur yang sempurna
10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dibuat
11. Tahap proses belajar seyogyanya memasukan usaha untuk menarik generalisasi yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer
h. Prinsip Belajar Kognitif
“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif
1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi
2. Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual yang ada
3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap prosesbe belajar kognitif
4. Pengalaman belajar haru sdiorganiasaikan ke dalam satuan-satuan atau unit-unit yang sesuai
5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting
6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefenisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, manafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berfikir menyebar
7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripda terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih memungkinakan terjadinya proses pemecehan masalah, analisis, sintesis dan penalaran
i. Prinsip Belajar Afektif
Belajar afektif mencakup nilai e mosi, dorongan, minat dan sikap. Proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi, dorongan, minat dan sikap individu.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar afektif.
1) Hampir semua sitausi kehidupan mengandung aspek afektif
2) Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap sitausi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif
3) Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh padamasa kanak-kanak akan tetap melekat sepanjang hayat
4) Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan sebagai hasil belajar langsung
5) Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan
6) Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok
7) Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
8) Belajar afektif dapat dikembangkan melalui interaksi guru dengan siswa
9) Pelajar perlu dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi
j. Prinsip Belajar Psikomotor
Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenan dengan hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Di dalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar psikomotr
2. Perkembangan psikomotr anak tertentu terjadi tidak beraturan
3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan penampilan psikomotor
4. Melalui bermain dan aktivitas informasi para pelajar akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakkannya lebih baik
5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat
6. Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor individu
7. Penjelasan yang baik, demonstrasi, dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi belajar psikomotor
8. Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu memperkuat proses belajar psikomotor
9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi dan kelelahan yang lebih cepat
k. Prinsip Evaluasi
Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar, dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya, dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya.
Berkenan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi memebri arti pad aproses belajar dan memberi arah baru pad abelajar
2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi menjadi begitu penting bagi pelajar
3. Latihan dan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi dan belajar
4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan muris saling bertukar dan menerima pikiran, perasan dan pengamatan
5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam melayani muridnya
6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang
7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi
Minggu, 28 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar