Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar murid. Ternyata kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat.
1. Macam-macam Teknik Motivasi
a. Kenaikan tingkat
b. Penghargaan
c. Perannan-pernana penghormatan
d. Piagam-piagam penghargaan
e. Pujian
f. Celaan telah dipergunakan mendorong murid agar mau belajar
Bukan hanya sekolah yang berusaha memberi motivasi tingkah laku manusia ke arah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Orang tua atau keluarga pun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka. Kelompok yang berkecimpung di bidang “management” yang membuat rencana “Inventive” lbaru untuk meningkatkan produksi, adalah berusaha memotivasi perubahan-perubahan dalam tingkah laku. Kau pe ngusah ayang mengeluarkan biaya setiap tahun untuk memasang advertensi berarti memotivasi orang agar mau membeli dan menggunakan hasil usahanya.
2. Masalah Memotivasi Siswa dalam Belajar
Masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang sangat kompleks. Dalam usaha memotivasi siswa tersebut tidak ada aturan yang sederhana. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajarnya, meskipun tidak ada pedoman khusus yang pasti.
Menurut pengamatan Hilgard dan Russell, ternyata tidak ada obat yang muajarb untuk menyembuhkan segala “penyakit mental” yang didapati oleh anak yang berada di dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Dalam hubungannya dengan masalah motivasi, Hilgrd dan Russel menyatakan bukti sebagai berikut : The evidence seems rather cleas, too, that motivation is not something applied apart from the learning situation but is an intrinsic part of it”
3. Beberapa Pengertian Motivasi
a. Contoh Ilustrasi
1. Dalam test John memperoleh nilai 91, tetapi ia agaknya belum puas, maka ia ingin membicarakannya dengna Mr. Richards. Ia akan lebih senang apabila nilainya 92 atau 93. Karena nilai ini akan berpengaruh terhadap keseluruhan nilai rata-rata. Ia ingin mencapai “rank of officer” dikelasnya.
2. Bill yang ingin menjadi insiyur, juga menghadap Mr. Bicllards. Ia mendiskusikan dengan Mr. Richards mengenai jawaban-jawabannya yang salah. Setelah selesai berdiskusi ia menjadi puas karena pengetahuannya mengenai pelajaran itu menjadi lebih dari pada sebelumnya. Dalam contoh diatas tingkah laku dan prestasi kedua murid itu sama, tetapi motif dari tingkah laku mereka berbeda. John mementingkan nilai prestasi sebagai tujuan sedangkan Bill mementingkan pengetahuan untuk menjadi insiyur.
b. Motivasi Tersimpul dari Tingkah Laku
Motivasi pada diri seseroarng dapat kita interprestasikan dari tingkah lakunya. Perbedaan antara tingkah laku yang tampak dengan proses-proses yang terjadi, adalah penting untuk diperhatikan
4. Prinsip-prinsip tentang motivasi
a. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentan gproses ini membantu kit auntuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku lain dari orang lain
b. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati
Ketetapan dari kesimpulan tersebut bergantung kepada reliabilitas pegnamatan kita. Validitas kesimpulan tersebut ditentukan oleh kegunaan untuk meramalkan dan menerangkan wujud-wujud tingkah laku lainnya
5. Defenisi tentang motivasi :
1. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan efektif
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
6. Teori Belajar Behavioristik
Disamping penggunaan reinforcement untuk memperkuat tinngkah laku, ada pula dua methode lain untuk mengembangkan pola tingkah laku baru.
1. Shafing
Kebanyakan yang diajarkan di sekolah adalah tingkah laku yang kompleks, bukan hanya “simple response” tingkah laku yang komplek ini dapat diajarkan melalui proses “Shaping” atau Successive approvimations”
Fraznier (1969) mengemukakan lima langkah perbaikan tingkah laku belajar murid
1. Datang dikelas pada waktunya
2. Berpartisipasi dalam belajar dan merespon guru
3. Menunjukkan hasil tes-tes dengan baik
4. Mengerjakan pekerjaan rumah
5. Penyempurnaan
2. Modelling
Modelling adalah suatu bentuk belajar yang tak dapat disamakan dengan classical conditioning maupun operant conditioning. Dalam modeling, seseorang yang belajar mengikuti kelakukan orang lain sebagai model. Tingkah laku manusia lebih banyak melalui modeling atau imitasi daripada melalui pengajaran.
Bandura (1969) memberi tingkah laku imitative menjadi tiga macam :
1. Inhibitiory – disinhibitiory effect; kuat lemahnya tingkah laku oleh karena pengalaman tak menyenangkan atau oleh Vivorious reinfrocement
2. Eleciting effect; ditunjangnya suatu respons yang pernah terjadi dalam diri, sehingga timbul respons serupa
3. Modelling effect; pengembangan respons baru melalui observasi terhadap suatu model tingkah laku
Modelling dapat dipakai untuk mengajarkan keterampilan akademis dan motorik. Clairirio (1971) memberi contoh bagus tentang bagaimana guru menggunakan modeling untuk mengembangkan minat murid-murid terahdap literature bahasa Inggris. Ia memberi contoh membaca buku bahsa Inggris, akdang-kadang tertawa terbahak-bahak, tersenyum, mengertukan dahi dan sebagainya untuk mebangkitkan minat anak terhadap buku.
7. Prosedur pengendalian atau perbaikan tingkah laku :
1. Memperkuat tingkah laku bersaing
Dalam usaha mengubah tingkah laku yang tidakdiinginkan, diadakan penguatan tingkah laku yang diinginkan misalnya dengan kegiatan kerjasama, membaca dan bekerja disatu meja, melamun dan hilir mudik.
3. Ekstingsi
Ekstingsi dilakukan dengan membuang/ meniadakan perisitwa penguat tingkah laku. Ekstingsi dapat dipakai bersama dengan metode lain seperti modeling dan social reinforcement. Guru sering mengalami kesulitan emngadakan ekstingsi karena mereka harus belajar mengabaikan misbeharviors tertentu. Ekstingsi berlangsung terutama jika reinforcement adalah perhatian. Apabila murid memperhatikan kesana kemari, maka perubahan interaksi guru-guru murid akan menghentikan tingkah laku murid tersebut.
4. Satiasi
Satiasi adalah suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera.
5. Perubahan lingkungan stimuli
Jika murid terganggu oleh suara gaduh diluar kelas, ketukan jendela dapat menghentikan ganggunan itu. Jika suatu tugas sulit mengecewakan murid, maka guru dapat mengganti dengan tugas yang kurang begitu sulit. Jika di kelas ada dua orang murid termenung saja, guru dapat menghampiri atau duduk didekat mereka.
6. Hukuman
Hukuman hendaknya diterapkan di kelas dengan bijaksana. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tidak diinginkan dalam waktu singkat. Hukuman dendaknya dilaksanakan langsung, secara kalem diserta reinforcement dan konsisten.
8. Teori Belajar Psikologi Kognitif
Ahli psikologi belum puas dengan penjelasan (stimulus-response-reinforcement). Mereka berpendapat bahwa tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu sutu perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
9. Tokoh-tokoh Penting pengembang teori kognitif
1. Piagiat, yang mengemukakan tentang perkembangan kognitif anak sesuai dengan perkembangan usia
2. Brunner, yang mengembangkan psikologi kognitif dengan menemukan metode belajar “discovery”
3. Ausubel, yang berpendapat jika pengetahuan disusun dan disajikan dengan baik, siswa akan dapat belajajar dengan efektif melalui buku tes dan metode ceramah
10. Implikasi Teori Piaget untuk Pendidikan
Teori Piaget dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan guru di dalam menyusun struktur dan urutan mata pelajaran di dalam kurikulum. Yang penting guru harus mengerti alam pikiran anak dan tradisinya dari tingkat perkembangan intelektual tersebut. Studi piaget mengisyaratkan agar guru meneliti bahasa siswa dengan saksama untuk memahami kualitas berpikir anak di dalam kelas. Jadi guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif anak, dan menentukan jenis kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami bahan pelajaran.
11. Implikasi “dicovery learning” daru Bruner
1. Kenaikan dari potensi intelektual menimbulkan harapan murid untuk sukses. Dengan perkembanga nitu anak akan menjadi cakap dalam mengembangkan strategi di dalam mendekati lingkungan yang teratur atau yagn tidak teratur. Dengan menekankan pada dicovery murid akan belajar mengorganisasi problem daripada menghadapi problem itu dengan metode hit dan miss. Motivasi intrinsic lebih baik daripada ekstrinsik
2. Dalam process of education disebutkan juga tentang spiral curriculuhm. Spiral curriculum adalah suatu kurikulum yang disusun mulai dari suatu topic yang sederhana menuju ke topik yang makin kompleks
3. Istilah dicovery learning sering diartikan sama dengan inquiry training atau problem solving dan ketiganya sering dipakai secara bergantian
Kebanyakan ahli psikologi kognitif memilih bentuk divovery learning, tetapi apr abehavioris memilih quided learning atau expository teaching. Yang perlu diperhatikan guru iahal strategi mengajar. Sebagai contoh : Pelajran berhitung bisa menjadi rote learning bila murid hanya disuruh menghafal pomula tanpa mengetahui arti formulaitu. Sebaliknya bisa bermakna bila murid diajarkan sehingga tahu arti dan fungsi dari pormula tersebut.
12. Teori Kebutuhan
Pakar Psikologi Abrahan Maslow (1908-1970)
Moskow (1954) merasa bahwa macam tantangan penyesuaian yang diajarkan teori psikodinamika dan beharviarisme pementuhan kebutuhan biologis, mendapat teman, belajar menghargai diri sendiri yang merupakan persiapan untuk tantangan yang tertinggi.
Hirarkhi kebutuhan menurut Moskow dimulai dari kebutuhan dasar yakni :
Kebutuhan Dasar
1. Kebutuhan Fisik : memenuhi rasa lapar, dahaga dan dorongan nafsu
2. Kebutuhan Keamanan : Keuangan, merasa pasti, aman dan bebas dari bahaya
Kebutuhan Psikologis
1. Kebutuhan akan cinta dari anggota keluarga, berhubungan dengan orang lain, diterima dan jadi anggota
2. Kebutuhan kepercayaan diri : mencapai, mendapat pencapaian dan pengalaman
Kebutuhan Meaktualisasikan Diri
1. Kebutuhan untuk memenuhi kemampuan unik seseorang. Kebutuhan pendidikan
MEMOTIVASI PESERTA DIDIK
Seseorang pengendara becak bermandi perlu menarik penumpan gyang gemuk-gemuk di panas matahari dan di jalan yang menanjak. Seorang mahasiswa bertekun mempelajari buku sampai malam, tidak menghiraukan lelah dan kantuknya. Seorang petani mencangkul di sawahnya dari pagi sampai petang tanpa berhenti.
Dari contoh-contoh di atas tentu ada motifnya sehingga orang mau bekerja sedemikian rupa tanpa menghiraukan keadaannya sendiri. Disini dapat disimpulkan bahwa :
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Jadi motvasi peserta didik adalah supaya mereka mau belajar dengan adanya harapan-harapan atau motivasi yang diharapkannya, tapi seorang guru jangan memotivasi peserta didik dengan berlebihan.
a. Bagaimana Memotivasi
Masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang sangat kompleks. Dalam usaha memotivasi siwa tersebut, tidak ada aturan-aturan sederhana. Penyelidikan tentang motivasi, kiranya menjadikan guru peka terhadap kompleksitas masalah ini. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajarnya. Meskipun tidak ada pedoman khusus yang pasti.
Menurut Pengamatan Hilgard dan Russdl ternyata tidak ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan segala “penyakit mental” yang didapati pada anak-anak yang berada dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Apabila terdapat kesimpulan penelitian yang kiranya membantu guru, ternyata kemudian tidak diketahui tentang prosedur yang pasti untuk memotivasi semua murid pada setiap saat.
b. Bagaimana Mempengaruhi
1. Memotivasi adalah suatu proses di dalam motivasi. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku lain dari orang lain
2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati
c. Memilih Tugas
MC Donald memberikan sebuah defenisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.
Defenisi ini berisi tiga hal :
1. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
Bahwa setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga di dalam sistem neurofisiologis daripada organisme manusia. Banyak “motivasi” yang kepastian hakikat organisme dari perubahan tenaganya tak diketahui. Misalnya: dasar organisme daripada keinginan untuk dihargai dan diakui adalah tidak dapat diterangkan, tetapi dapat diasumsikan. Dasar organisme dari perubahan tenaga lainnya dapat diketahui, misalnya : pada haus, lapar dan lelah
2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif
Banyak istilah yang dipakai untuk menerangkan, keadaan ini dapat dicirikan sebagai “emosi”. Dorongan efektif ini tidak mesti kuat. Dorongan afektif yang kuat, sering nyata dalam tingkah laku, misalnya : kata-kata kasar, bentakan, suara nyaring/ teriakan, pukulan ke meja dan sebagainya
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
Orang yang memotivasi, membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan yang timbul oleh perubahan tenaga di dalam dirinya. Dengan perkataan lain, motivasi memimpin ke arah reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.
Dengan mempelajari tiga hal diatas, guru hendaknya dapat memilih tugas yang diberikan kepada anak supaya dapat memotivasi anak dalam belajar.
4. Hubungan Guru-Siswa
Guru sering menghadapi tingkah laku-tingkah laku kelas yang tak dapat diterangkan dan sulit diatasi karena tingkah laku tersebut telah diperkuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Anak yang selalu berbicara di kelas, sering menganggu ketenangan kelas barangkali berusaha memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan perhatian, maka kemarahan dan teguran dari guru sangat berpengaruh.
Jadi hubungan guru-siswa sangat mempengaruhi untuk meningkatkan motivasi anak.
Minggu, 28 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar