Selasa, 23 Desember 2008

Ilmu Pendidikan

MATERI PELATIHAN

Materi pelatihan adalah rumusan pemikiran yang membicarakan dan menerangkan tentang suatu tema atau pokok bahasan dalam pelatihan. Setiap Instruktur Pembicara yang akan menyampaikan materi pelatihan diharapkan dapat memberikan naskah materi bahasan secara tertulis. Naskah ini memberi gambaran apa-apa yang akan disampaikan dalam session pelatihan yang diperuntukkan baginya. Sehingga dapat menjadi acuan bersama antara Pembicara, Pemandu dan Peserta dalam membicarakan tema materi.

Susunan naskah materi pelatihan mendeskripsikan pokok-pokok pembicaraan dan beberapa unsur penunjangnya. Deskripsi yang diberikan dapat diutarakan dalam bentuk global (garis besar) atau terperinci. Dengan adanya naskah materi, peserta dapat memahami sejak dini ruang lingkup pembicaraan, pokok-pokok permasalahan yang akan dibicarakan maupun gambaran umum transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang disampaikan. Karena itu, diharapkan para peserta sudah membacanya sebelum session acara dimulai.

Ada kalanya naskah materi tidak dibuat atau tidak diberikan kepada peserta dengan alasan untuk mengefektifkan pembicaraan, menyatukan pemahaman peserta, penanaman nilai-nilai tertentu, terlalu luas lingkup pembicaraannya, faktor kerahasiaan dan lain sebagainya. Namun, sangat disayangkan apabila dilakukan karena alasan Instruktur Pembicara tidak memiliki kemampuan dalam menyusunnya.

Keseluruhan naskah materi, schedule, tata tertib pelatihan dan yang lainnya disusun dalam suatu kompilasi menjadi manual pelatihan. Manual pelatihan bermanfaat dalam membimbing para peserta dan instruktur dalam mengikuti jalannya pelatihan. Dengan adanya manual pelatihan, keseluruhan mata acara, tema materi, instruktur, waktu penyampaian, istirahat, waktu shalat dan lain sebagainya dapat diketahui sejak semula. Manual pelatihan menjadi panduan dalam mengatur jalannya penyelenggaraan acara pelatihan.



MENYUSUN MATERI PELATIHAN

Menyusun naskah materi pelatihan yang akan disampaikan di depan peserta, agar dapat menjelaskan permasalahan dan memuaskan mereka, tentu memerlukan keterampilan tersendiri. Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam menyusun naskah materi, yaitu antara lain:

1. Berorientasi kepada tema materi.

2. Memiliki kerangka pembicaraan. Terdiri dari beberapa sub tema yang diperinci.

3. Pembicaraan dan ulasan mengarah pada tujuan yang sama.

4. Deskripsi yang disampaikan dapat menjelaskan permasalahan bukan malah membingungkan.

Berikut ini beberapa teknik yang bisa dipertimbangkan dalam menyusun naskah materi pelatihan, yaitu antara lain:

1. Memahami tujuan dan forum pelatihan.

2. Menentukan dan atau memahami tema materi yang akan dibicarakan.

3. Menyusun kerangka pembicaraan dalam sub-sub tema, bilamana perlu lebih diperinci.

4. Mencari, mengumpulkan dan menyiapkan referensi pendukung, berupa buku-buku, makalah-makalah, tulisan-tulisan, brosur, kliping dan lain sebagainya.

5. Menuliskan apa yang ingin disampaikan dalam forum pelatihan. Diuraikan secara deskriptif dalam bahasa yang mudah dipahami peserta (trainee).

6. Melakukan koreksi (editing) dan pemeriksaan (checking).

7. Mencetak dalam bentuk kertas kerja atau makalah.

8. Melakukan pemeriksaan akhir (rechecking), perbaikan dan penyempurnaan, baik bentuk maupun isinya.

9. Mencetak kembali naskah yang sudah direvisi.

10. Menyatukan naskah materi dalam satu manual pelatihan.

Pelatihan jama’ah Masjid berorientasi pada nilai-nilai Islam, karena itu dalam menyusun naskah materi pelatihan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini, yaitu antara lain:

1. Materi yang disusun memiliki dasar pemikiran syari’at Islam yang bersumber dari Al Quraan dan As Sunnah.

2. Berorientasi pada kebenaran.

3. Menghidupkan suasana kajian yang islami.

4. Memahami kenisbian pendapat (pemikiran) manusiawi.

5. Menghargai pendapat orang lain (toleran) dan membuka peluang untuk dialog.

6. Meningkatkan pemahaman, pencerahan dan kemajuan dalam berfikir dan mengkaji ilmu pengetahuan secara luas.

MENYAMPAIKAN MATERI PELATIHAN

Pelatihan merupakan forum transformasi ilmu dan nilai-nilai, karena itu perlu dikelola secara bijaksana dan terarah dalam nuansa Islam. Dalam penyampaian materi pelatihan dituntut interaksi yang positif antara Instruktur dan peserta supaya tujuan penyelenggaraan pelatihan tersebut dapat tercapai dengan baik. Penyampaian materi pelatihan dapat dilakukan dengan berbagai metode sebagaimana lazim dipergunakan dalam dunia belajar mengajar. Metode-metode tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan, diantaranya adalah:

1. Ceramah.

2. Tanya jawab.

3. Diskusi.

4. Penugasan.

5. Demonstrasi.

6. Pemanduan.

Beberapa teknik dapat dipertimbangkan dalam penyampaian materi pelatihan, antara lain yaitu:

1. Materi disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).

2. Kerangka pembicaraan urut dan dapat dimengerti oleh peserta. Disampaikan dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai peserta.

3. Tema dibahas dan dijelaskan disertai dengan alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.

4. Perlu disampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan isi materi.

5. Mengatur dan memperhatikan waktu penyampaian.

6. Membuka forum tanya jawab atau dialog dengan peserta.

7. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af dan melakukan perbaikan.



ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN DAN IMPLIKASI

TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

A. Aliran Klasik

Aliran Klasik Dalam Pendidikan, yaitu :

1. Aliran Empirisme

Þ Aliran yang menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh bebas dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan Empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sesuai pengalaman. Pengalaman yang sesuai tujuan pendidikan. Kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat meskipun lingkungan tidak mendukung.

Keberhasilan ini berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan untuk mengembangkan bakat kemampuan dalam dirinya.

2. Aliran Nativisme

Þ Bertolak dari yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktir lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Hasil itu ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa semenjak lahir.

3. Aliran Naturalisme

Þ Menyatakan bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan.

4. Aliran Konvergensi

Þ Menyatakan bahwa seorang anak dilahirkan didunia disertai pembawaan baik maupun buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa semenjak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu, begitu juga sebaliknya.

B. Gerakan Baru Dalam Pendidikan

1. Pengajaran Alam Sekitar

a). Beberapa prinsip kerakan Hermatkunde atau pengajaran alam sekitar adalah :

1. Dengan pengajaran alam sekitar guru dapar meragakan secara langsung atau mewujudkan sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar orang mengajar.

2. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan agar anak aktif dan giat

3. Pengajara alam sekitar memberikan pengajaran totalitas

4. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan opersepsi intelektual yang kukuh dan tidak perbalistis

5. Pengajaran alam memberikan apersepsi emosional.

b). Langkah-langkah pokok pengajaran alam sekitar

Langkah-langkah pengajaran alam sekitar ialah menentukan tujuan, mengadakan persiapan, melakukan pengamatan dan mengelola apa yang diamati.

2. Pengajaran Pusat Perhatian

a. Konsepsi pengajaran pusat perhatian

Pengajaran pusat perhatian didasarkan pada pengajaran alam sekitar yang objek-objek pengamatannya dititik beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal yang menarik spontan anak didik. Pada dasarnya adalah apa yang menjadi kebutuhan hidupnya.

b. Azas-azas pengajaran pusat perhatian

1. Pengajaran didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya.

2. Setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan (totalitas)

3. Hubungan keseluruhan antara bagian-bagian itu adalah hubungan simbiosis

4. Anak didorong dan diransang untuk selalu aktif dan didik untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab

5. Harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah

3. Sekolah Kerja

Sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik yakni :

1. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan

2. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara

3. Dalam menunaikan tugas haruslah diusahakan kesempurnaannya.

Sekolah kerja dibagi 3 golongan besar, yaitu :

1. Sekolah perindustrian

2. Sekolah perdagangan

3. Sekolah rumah tangga

4. Pengejaran Proyek

Pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey (18-59 – 1952). Menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.

Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

v Tirtarahardja, Umar ; Ia Sulo. 1995 Bab VI Hal. 191 – 207

v Soedomo Hadi Pendidikan Suatu Pengantar Bab VI

v TIF FIP UNP 2006 Bab IV




PROSES PEMBUATAN TES

A. Fungsi Tes

1. Fungsi Untuk Kelas

a. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa

b. Mengevaluasi celah antar bakat dengan pencapaian

c. Menaikan tingkat prestasi

d. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok

e. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perorangan

f. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus

g. Menentukan tingkat pencapaian setiap anak

2. Fungsi Untuk Bimbingan

a. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak mereka

b. Membantu siswa dalam menentukan pilihan

c. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan

d. Memberikan kesempatan kepada pembimbing guru dan orang tua dalam memahami kesulitan anak

3. Fungsi Untuk Administrasi

a. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa

b. Membantu siswa dalam memilih kelompok

c. Membantu siswa memilih kelompok

d. Menilai kurikulum

e. Memperluas hubungan masyarakat

f. Menyediakan informasi untuk badan lain di luar sekolah

v Hubungan dengan penggunaan

Fungsi yang berbeda akan menentukan bentuk/ isi tes yang berbeda

v Konprehensif

Tes mencakup suatu kebulatan artinya meliputi berbagai aspek yang dapat menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan

v Kontinuitas

Mempunyai persamaan tujuan

B. Langkah Menyusun Tes

  1. Menentukan tujuan mengadakan tes
  2. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan di tes
  3. Merumuskan tik bagi tiap bagian bahan
  4. Menderetkan semua tik dalam tabel persiapan yang memuat aspek tingkah laku
  5. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi
  6. Menulis butir soal, berdasatkan azas tik yang ditulis

C. Cara Item Mengenal Setiap Anak

  1. Soal ingatan

Bida digunakan untuk mengukur penguasaan materi yang berupa fakta istilah derenisi, klasifikasi atau kategori urutan maupun kriteria.

  1. Soal pemahaman

Siswa harus mengingat dan berfikir pertanyaan ini lebih tinggi dari soal ingatan

  1. Soal implikasi

Soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengamplikasikan/ menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah

  1. Soal analisis

Soal yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis/ menguraikan suatu persoalan yang diketahui bagiannya

  1. Soal sintesis

Yaitu menyimpulkan, mengategorikan, mengkobinasikan, mengarang, membuat disain, mengorganisasikan, dll.

  1. Soal evaluasi

Yang berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan, mendeskripsikan, menerangkan, dll.

D. Komponen-Komponen Siswa

  1. Buku tes yakni lembaran/ buku yang memuat butir soal
  2. Lembaran jawaban tes yang disediakan oleh penilai
  3. Kunci jawaban, jawaban yang dikehendaki
  4. Pedoman penilaian “ perincian skor/ angka yang diberikan

E. Langkah-Langkah Penyusunan Tes

  1. Menetapkan tujuan tes

Tujuan tes pencapaian belajar untuk mendapatkan inti tentang seberapa jauh siswa sudah menyerap isi bahan pengajaran yang diberikan oleh guru.

  1. Analisis kurikulum

Untuk menetapkan isi bahan yang akan dibuat melalui tes yang harus diperhatikan, tujuan kurikuler, tujuan intruksional umum, pokok bahasan & sub pokok bahasan.

  1. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar
  2. Menuyusun kisi-kisi

Kisi-kisi disebut juga blue/ table of test speciritation, layout, dll. Kisi-kisi disusun dalam bentuk matriks yang memuat komponen-komponen tertentu

  1. Menulis TIK/ indikator

Harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi

  1. Menulis soal

Tidak boleh menyimpang dari TIK yang telah dirumuskan sesuai dengan kisi mencangkup :

v Riview soal/ menakiah soal

v Seleksi soal

v Merakit soal menjadi tes

  1. Produksi tes terbatas

Tes yang sudah jadi diperbanyak dalam jumlah yang cukup untuk uji coba

  1. Uji coba

Diuji cobakan pada sampel yang telah ditentukan untuk pengkajian mutu soal.

  1. Analisis soal

Dapat diketahui baik buruknya mutu soal dengan melihat taraf pokok soal, fungsi distraktor (pengecah).

  1. Revisi soal

Memperbaiki soal kemudian dianalisis kembali

  1. Menentukan soal yang baik
  2. Merakit soal menjadi tes

Soal yang baik dikumpulkan sesuai dengan pokok bahasan serta aspek yang hendak diukur.

F. Komponen Kisi-Kisi

  1. Jenis sekolah/ jenjang sekolah

Jenis sekolah adalah karakteristik yang menunjukkan hakikat/ tujuan sekolah misal : SD, SMP, SMA, dll

  1. Program/ Jurusan

Program yang terdapat dalam struktur persekolahan, misal : SMA program A1, A2, dsb atau jurusan dalam sekolah teknik seperti : sipil, mesin, listrik.

  1. Bidang studi/ mata pelajaran
  2. Kurikulum yang diacu
  3. Tujuan Intruksional Umum (TIU) tercantum dalam GBPP
  4. Pokok/ sub pokok bahasan
  5. Bahan kelas
  6. Uraian materi

Uraian terhadap pokok bahasan

  1. Ranah kognitif atau aspek tingkah laku

Memuat jenjang kemampuan yang akan diukur dalam tes yang meliputi :

- Ingatan/ pengetahuan faktual

- Pemahaman

- Aplikasi/ penerapan

- Analisis

- Sintesis

- Evaluasi

  1. TIK/ indikator

Untuk menjelaskan cara mengamati tingkat pencapaian tes indikator adalah lain dalam kaitan dengan penulisan butir soal.

  1. Bentuk soal

- Bentuk objektif = uraian bebas

- Uraian = uraian terbatas

  1. Tingkat kesukaran soal
  2. Jumlah soal dan waktu yang diperlukan

G. Bentuk Kisi-Kisi

Perlunya mengisi format yang digunakan untuk menentukan penyebaran soal sebelum format di isi terlebih dahulu menelusuri garis-garis besar program-program pengajaran/ kurikulum untuk menentukan esensial tidaknya pokok bahasan sebelumnya.

  1. Menerapkan pokok bahasan lanjutan dari bahasan sebelumnya
  2. Pengetahuan dasar yang harus dikuasai
  3. Alat bantu yang erat hubungannya dengan bidang studi
  4. Pokok bahasan yang materinya terdapat pada semua tingkatan kelas
  5. Mempunyai nilai aplikasi yang tinggi.

Langkah untuk menentukan esensial tidaknya pokok bahasan/ sub pokok bahasan :

a. Baca dan pelajari terlebih dahulu semua pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP

b. Pokok bahasan yang esensial diberi tanda cek dan dicantumkan dibelakangnya nomor kriteria yang dipenuhi

c. Menentukan pokok yang lebih esensial dari beberapa pokok yang esensial

d. Beri tanda cek “V” untuk pokok bahasan yang terpilih

e. Tulis jumlah soal untuk masing-masing pokok bahasan yang terpilih

f. Bila jumlah pokok bahasan kurang dari yang diinginkan lakukan diskusi ke kelompok guru bidnag studi yang diuji.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar