Minggu, 28 Desember 2008

PERMASALAHAN KEBUTUHAN REMAJA

PERMASALAHAN YANG TIMBUL AKIBAT KEBUTUHAN REMAJA YANG TIDAK
TERPENUHI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisa dicermati setiao individu mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu remaja memiliki perilaku yang khas dalam memenuhi kebutuhannya, seiring dengan usia perkembangan seseorang, remaja memiliki berbagai jenis kebutuhan sosial-psikologis. Masing-masing kebutuhan tersebut ada yang bersifat umum (kebutuhan semua umur dan semua orang), dan ada yang bersifat khas usia remaja. Apabila ada satu, dua atau lebih jenis kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan berbagai perilaku penyimpangan atau sikap dan perilaku yang tidak wajar. Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha yang perlu dilakuakn oleh orang tua, sekolah, mauoun masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan remaja.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju kejenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosial semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi, 1971:70 ; Lefton, 1982:137). Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut Lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan remaja dapat dipenuhi dengan berbagai cara, misalnya kebutuhan sosial dipenuhi melalui penerimaan sosial, atau dengan menghadapkan remaja pada tantangan atau kesulitan sosial. Dalam pemenuhan kebutuhan remaja yang paling penting adalah kemampuan guru untuk membangkitkan dan sekaligus membantu remaja memenuhi kebutuhannya dengan cara yang benar sesuai nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
 Membahas tentang jenis-jenis kebutuhan remaja
 Membahas efek psikologis jika kebutuhan itu tidak terpenuhi
 Membahas kebutuhan remaja dan kaitannya dengan kurikulum sekolah
 Membahas permasalahan perkembangan remaja jika kebutuhan tidak terpenuhi
 Membahas bagaimana usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan remaja.



C. Tujuan
 Untuk menambah ilmu dan pengalaman penulis dalam menulis makalah
 Untuk memenuhi kewajiban dalam rangka melengkapi tugas dalam mengambil mata kuliah Psikologi remaja
 Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis tentang kebutuhan remaja dan pemenuhannya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia
Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Dari tiga jenis kebutuhan itu ada yang sama untuk semua usia, (bersifat umum) dan ada yang bersifat khas sesuai dengan usia perkembangan masing-masing individu. Kebutuhan yang diinginkan oleh setiap manusia tanpa membedakan usia inilah yang disebut kebutuhan dasar. Menurut Abraham Mashow (dalam Bill S. Raksadjaya, 1981), suatu kebutuhan dinamakan “dasar” jika memenuhi lima syarat sebagai berikut :
1. Apabila yang dibutuhkan itu tidak ada, maka menimbulkan penyakit atau gangguan
2. Apabila yang dibutuhkan itu ada atau terpenuhi, maka mencegah terjadinya penyakit
3. Apabila seseorang mampu mengendalikan terpenuhinya kebutuhan ini, maka akan menyembuhkan penyakit atau menghindrkan timbulnya gangguan
4. Dalam beberapa situasi tertentu yang kompleks, kebutuhan ini lebih dipilih atau lebih penting oleh orang yang berada dalam keadaan kekurangan dibanding dengan kebutuhan yang lain
5. Kebutuhan ini tidak begitu aktif atau tidak menonjol secara fungsional pada kondisi normal atau sehat. Menurut Mashow orang yang dikatakan sehat adalah orang yang prioritas kebutuhannya sudah berada pada pengembangan potensi atau aktualisasi diri.
Pada bayi atau pada kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri.kebutuhan ini disebut deficiensy nedd artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup (survival). Kemudian, pada masa kehidupan berikutnya, muncul kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar ; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki (yang ditandai berkembangnya “aku” manusia kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain. kebutuhan-kebutuhan tersebut oleh Henry A. Murray (Lindgren, 1980:40) dinyatakan sebagai need for affiliation atau lazim disingkat n’Aff dan need for achievement sebagai n’Ach, n’Aff ini oleh Carl Rogers dan Abraham H. Maslow (1945) dikenal sebagai self actualizing need. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini ditanai oleh perkembangannya kemampuan mengekpresikan diri yaitu menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih efektif dan kompeten. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan tingkat sebelumnya dan kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat tinggi, karena di dalamnya termasuk kebutuhan untuk berprestasi.


B. Jenis-Jenis Kebutuhan Remaja
Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu kebutuhan fisik dan psikologis.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupaka kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan fisik dan kebutuhan sosial psikologis yang lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu, pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh, “makan” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja “makan dilakukan bersama dengan orang tertentu – orang lain”, “makan dengan mengikuti aturan atau norma” yang berlaku didalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kebutuhan sosial emosional.
Lima jenis kebutuhan menurut Maslow itu adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan “Fisiologis”
Kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik, yang disebut “kebutuhan fisiologis”. Contoh dari kebutuhan ini adalah makan, minum, tempat tinggal, pemuasan seksual, udara segar, istirahat dan sebagainya.
2. Kebutuhan “Rasa Aman dan Tentram”
Kebutuhan rasa aman dan terbtram (safety and security) ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat psikis misalnya terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang
3. Kebutuhan akan “Cinta dan rasa memiliki”
Kebutuhan ini (love and belongingness) diaktualisasikan dalam bentuk : (1) perasaan duterima oleh orang lain, (2) merasa bahwa dirinya penting, (3) diikut sertakan dalam kehidupan kelompok.
4. Kebutuhan “harga diri”

Menurut Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai atas, sebagai berikut :
a) Kebutuhan mendapat status
Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk dikenal dan diterima sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya.
Penerimaan dan dibanggakan oleh kelompok sangat penting bagi remaja dalam mencari kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal untuk menempuh kehidupan pada periode dewasa.

b) Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri. Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang terlalu mencampuri kegiatannya. Remaja ingin mengatur kehidupannya sendiri.

c) Kebutuhan berprestasi
Remaja ingin dirinya dihargai dan dibanggakan atas usaha dan prestasinya dalam belajar.

d) Kebutuhan diakrabi
Remaja butuh ide atau pemikirannya, kebutuhan atau masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab (penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman sebayanya.

e) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Remaja butuh pegangan hidup mengenai kebenaran agar mereka memiliki kepribadian yang stabil dan terintegrasi.

Jumhur dan Moh.Surya (1975) mengemukakan bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar disekolah pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan tersebut. Dengan kata lain dapat ditentukan bahwa individu bertingkah laku karena didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Sehubungan dengan itu Jamhur dan Moh. Surya juga merumuskan kebutuhan sosial-psikologis bagis setiap manusia, sebagai berikut :
1. Kebutuhan memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
3. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
4. Kebutuhan untuk ingin dikenal
5. Kebutuhan memperoleh prestasi dan posisi
6. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
7. Kebutuhan merasa bagian dari kelompok
8. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan diri
9. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan

C. Permasalahan Perkembangan Jika Kebutuhan Tidak Terpenuhi
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang di lain pihak harapan ditumpukan pada remaja muda untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau kurang harga diri.
2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima prubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya diras kurang serasi. Ketidalserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan kejengkelan, karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatannya wagu dan tidak pantas.
3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang norma. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dapat menyebabkan berperilaku “menentang norma” dan bagi remaja perempuan akan berperilaku “mengurung diri” atau menjauhi pergaulan dengan sebaya lain jenis. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif.
4) Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti perilaku yang over acting, “lancang”, dan semacamnya.
5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakansalah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja. Mereka bukan saja harus menghadapi satu arah kehidupan, yaitu keragaman norma dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.
6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja; sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan norma ini merupakan kesulitan tersendiri bagi kehidupan remaja. Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbulkan perilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”
Apabila ada kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi maka akan terjadi perilaku menyimpang, dan dapat merugikan bagi diri remaja itu sendiri maupun orang lain.
Hardy &, 1974; Kugelmann, 1973, (dalam Elida Prayitno; 2000) berpendapat bahwa apabila kebutuhan remaja itu tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi. Perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan.
Blair & Stewar (dalam Elida Prayitno; 2006) mengemukakan bahwa siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, kompensasi, identifikasi, rasionalisme, proyeksi, pembentukan reaksi, egosentris, menarik diri, dan gangguan pertumbuhan fisik.

D. Usaha-Usaha Memenuhi Kebutuhan Remaja
Lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam membantu siswa mengarahkan sikap dan perilaku remaja untuk mencapai pemenuhan kebutuhan yang diharapkan. Di samping keluarga, pihak sekolah juga memiliki sumbangan yang besar dalam memenuhi kebutuhan remaja. Untuk itu perlu adanya berbagai usaha dari orang tua/ keluarga maupun sekolah untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan (sosial-psikologis), sehingga tidak terjadi timbulnya perilaku menyimpang. Di antara usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan sekolah adalah :
a. Meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Memberikan bimbingan kepada remaja untuk mencapai cita-citanya dengan penuh kasih sayang
c. Memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dijadikan sebagi model bagi remaja untuk diidentifikasi dalam kehidupannya, sesuai dengan peran jenis kelaminnya masing-masing.
d. Memberikan fasilitas kepada remaja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri
e. Menghargai dan memperlakukan remaja sebagai individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya
f. Membantu remaja dalam mengatasi problem-problem yang sedang dialami, agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupannya
g. Mengikutsertakan remaja dalam mengatasi masalah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan sesuai dengan batas-batas kemampuannya
h. Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok sebagai sarana untuk mengembangkan sifat kebersamaan dan memenuhikebutuhan diikutsertakannya dalam kelompok
i. Membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melalui berbagai kegiatan ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Menurut Elida Prayitno (2006:35) usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja adalah sebagai berikut :
1. Usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan status
a. Mengembangkan bakat khusus remaja dengan berbagai rangsangan dan menghargai prestasi mereka
b. Menghindari pemberian motivasi dengan membandingkan remaja secara individu baik dalam prestasi akademis maupun bakat khusus
c. Tidak menuntut remaja berprestasi sama, walaupun waktu guru dan metode belajar yang sama



2. Memenuhi kebutuhan mandiri
a. Memotivasi remaja membuat rencana/ program untuk pengembangan bakat atau potensi mereka
b. Membantu pengambangan bakat/ potensi remaja sesuai perencanaan program
c. Memberi kesempatan remaja untuk mengemukakan ide-ide, mengabil keputusan, membentuk kelompok, memilih jurusan, dan program pengembangan bakat
d. Memberi penghargaan atau penguatan kepada kelompok remaja

3. Memenuhi kebutuhan berprestasi
a. Memberikan penilaian, kalau siswa telah menguasai bahan yang dipelajarinya
b. Memotivasi dengan cara membandingkan rata-rata kelas atau prestasi siswa secara keseluruhan dengan prestasi siswa dalam kelas yang sama
c. Membantu siswa mengembangkan bakat-bakat khusus

4. Memenuhi kebutuhan untuk diakrabi
a. Membina kedekatan psikologis dengan remaja
b. Selalu bekerjasama dalam berbagai kesempatan

5. Memenuhi kebutuhan filsafat hidup
a. Memenuhi informasi tentang nilai kebenaran dalam kehidupan


b. Menjadikan guru dan reman mereka sebagai model (dapat dijadikan teladan)
c. Melakukan bimbingan dan konseling kelompok atau individual untuk membentuk keyakinan dan keterampilan memecahkan masalah kehidupan dengan cara-cara yang bernilai moral dan kebenaran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semua manusia memiliki kebutuhan dasar (fisiologis, sosial, psikologis) yang pada umumnya sama. Namun demikian ada beberapa jenis kebutuhan tertentu yang sangat menonjol urgensinya pada setiap usia perkembangan manusia. Banyak ahli yang merumuskan jenis-jenis kebutuhan manusia seperti Abraham Maslow, Andi Mappiare, Jumhur dan Moh. Surya. Masing-masing rumusannya itu saling melengkapi dan saling menyempurnakan pengertian tentang jenis kebutuhan tersebut.
Jenis kebutuhan yang menonjol antara lain kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang ; diterima oleh kelompoknya ; dihargai bukan seperti anak-anak tapi juga tidak dituntut tanggung jawab sebagai orang dewasa, dan kebutuhan untuk memperoleh pedoman hidup.
Diantara usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan sekolah dalam membantu memenuhi kebutuhan remaja adalah : (1) memberikan bimbingan dan kasih sayah; (2) memberikan contoh yang baik (sebagai model) dalam kehidupan sehari-hari; (3) memberikan fasilitas (waktu, sarana) kepada remaja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri; (4) menghargai dan memperlakukan remaja sebagai individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya; (5) membantu remaja mengatasi problem-problem yang sedang dialaminya; (6) memebrikan bimbingan tentang falsafah hidup, sebagai pegangan dalam hidupnya; (7) mengikutsertakan remaja dalam mengatasi masalah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan sesuai dengan batas-batas kemampuannya; (8) Sekolah perlu menyediakan sarana dan kegiatan yang dapat berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki remaja; (9) Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok untuk mengembangkan sifat kebersamaan dalam kelompok; (10) membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melalui berbagai kegiatan.

B. Saran
Makalah ini sangat berguna bagi siapa saja, terutama dalam memenuhi kebutuhan remaja yang sedang berkembang. Untuk itu apapun ilmu yang diperoleh dalam makalah ini sebaiknya direalisasikan bagi seluruh pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan remaja. Padang : Angkasa Raya

Mudjiran dkk. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

Tim Dosen Pembina Mata Kuliah. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Padang : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar