DIKEJAR-KEJAR BAPAK TUA
Kejadian ini berawal pada masa aku masih kelas 6 SD. Pada waktu itu aku setiap pulang les kira-kira jam 10.30an kami bersama-sama melanjutkan untuk membuat PR dirumah teman yang bernama Fanny. Ketika itu kami sudah selesai membuat PR nya dan tiba-tiba ada usulan dari Kharis untuk pergi mandi-mandi ke sungai yang dinamakan “Lubuk Tendah”
Dalam perjalanan menuju sungai itu, kami melewati semak-semak, Ladang pepaya dan ladang nanas sambil bercanda dan bergurau bersama dan akhirnya sewaktu hampir sampai disungai kami melihat 2 ekor burung puyuh yang hinggap disebuah ladang mingkuang dan kami berfikir bahwa burung itu akan bertelur diladang tersebut sehingga kamipun mendekati ladang untuk mencari telurnya.
Sambil asyik-asyiknya mencari telur kamipun tidak melihat bahwa ada bapak-bapak yang mengejar kami dari sebuah pondok yang sudah tua sambil membawa golok dengan berkata “Oi ang ambiak mingkuang dan (dalam bahasa minangnya) lalu kamipun menjawab “ Gak ada pak” Gak ada kami Cuma mencari telur puyuh yang hinggap diladang bapak” dan bapak itu teris mengejar kami, sehingga kamipun langsung juga berlari sekencang-kencangnya.
Dan pada saat berlari itu kami berpencar menjadi 2 kelompok, yang teman aku berempat berlari ke arah sungai dan aku berdua berlari kearah perumahan yang tak jauh dari ladang bapak tersebut. Pada saat itu untuk saja bapak tua tadi tidak mengejar aku, malahan mengejar teman aku yang berempat tadi sampai kesungai. Aku sangka dengan berlari kearah perumahan akan aman dan cepat bila dikejar oleh bapak tersebut.
Akan tetapi tidak disangka diperumahan itu aku dikejar-kejar sama anjing yang sangat besar persisnya bentuk anjing heider, sehingga aku berdua berlari sekencang-kencangnya agar tidak digigit oleh anjing tersebut. Sialnya juga waktu berlaripun aku terjatuh sehingga tanganku berdarah gara-gara tergores sama kerikil-kerikil kecil dan kamipun berpikir untuk singgah ke rumah seseorang yang tidak kami kenal. Sesudah aku dan temanku berhenti dirumah itu, anjing tersebut tidak mengejari kami bahkan dia menggonggong aja “Tak lama kemudian aku dan teman bergegas untuk pulang karena sudah waktunya pergi sekolah dan aku tidak memikirkan bagaimana nasibnya teman aku yang berempat itu bila ditangkap oleh bapak tua itu……….. setibanya disekolah kami semuanya terlambat pergi sekolah, mestinya masuk jam 1an, malahan kami tiba kesekolah jam 02.30, kami semua kena marah sama guru dan akhirnya guru menghukum kami selama 1 jam lebih untuk hormat kepada bendera.
Saat dihukum kami tidak merasakan sedikitpun letih, lesu dan panasnya matahari yang menggenjolak, malahan kami tertawa bersmaa-sama sambil mengenang kisah pagi itu……..dan akupun langsung menanyakan kepada teman bagaimana kisahnya kalian pada pada lalu dikejar bapak itu. Seseorang teman aku menceritakan semuanya.
Kami dikejar-kejar bapak tua tersebut sampai ke sungai dengan berkata “Aden catuak kapaloang” (bahasa minangnya) dan pada akhirnya kami panik mendengarkan perkataan bapak itu dan langsung aja kami tanpa pikir panjang untuk terjun kesungai tanpa melepaskan pakaian dan bapak itupun menunggu kami sambil berkata sama dengan kata sebelumnya sampai-sampai bapak itu merasa bosan karena sudah menunggu kami selama 1 jam dan dia berbalik pulang ke ladangnya. Habisnya juha pada saat kami pulang, kami semua merasa kedinginan karena semua pakaian kami basah kuyup.
Didalam perjalanan kami melewati semak-semak yang berda dibelakang TK dan dibelakangTK itupun kami melihat kuburan yang sudah lama sekali yang kayaknya dibersihkan sama keluarganya dan anehnya juga kami melihat seorang nenek tua yang duduk-duduk disebelah kuburan itu yang memakai pakaiannya hitam, celana hitam dan rambutnya seperti tepung yang tidak ada hitamnya satupun.
Dan kami merasakan tambah dingin serta merasakan bulu roma kami naik semua, sehingga tidak ada jalan lagi, kamipun langsung lari sekencang kencangnya tanpa memikirkan apapun dari akhirnya kami berhenti didepan TK itu, kami baru merasakan tenang sambil melepaskan letih.
Dan aku berpikir bahwa kegiatan yang kita alami ini sama juga dengan pribahasa “sudah jatuh tertempuk tangga juga akhirnya” yang artinya sial pada kita bersama, gak akan habis-habisnya pada hari ini……….iya……..kerannnn…..
Tape dech ……………eh…………….eh
-Selesai-
Minggu, 28 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar